Halaman

Rabu, 17 September 2014

LAPORAN KALIBRASI ALAT UKUR GELAS

LAPORAN KALIBRASI ALAT UKUR GELAS
Disusun Untuk Memenuhu Salah Satu Tugas Praktikum Kimia Terpadu





Disusun oleh :
Ari Sugih Subagja
9965123277
XIII Analis Kimia 1
Kelompok 2


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 13 BANDUNG
Kompetensi keahlian : 1. Analis Kimia 2. Teknik Komputer Jaringan
Jl . Soekarno-Hatta Km.10 Tlp/Fax (022) 7318960 Bandung 40286
BANDUNG
2014


KALIBRASI ALAT UKUR GELAS
        I.            NAMA PEMBIMBING                                    : Drs. Ajen Zaenal Hayat

     II.            TANGGAL PRAKTIKUM                   : Kamis, 14 Agustus 2014

   III.            TANGGAL LAPORAN                                   : Rabu, 20 Agustus 2014

  IV.            TUJUAN PRAKTIKUM                      :
a.       Dapat mengetahui prosedur kalibrasi alat ukur gelas berupa buret, pipet seukuran, dan labu ukur dengan benar.
b.      Dapat melakukan kalibrasi alat ukur gelas berupa buret, pipet seukuran, dan labu ukur dengan benar.
c.       Dapat mengetahui kelayakan suata alat ukur gelas.

     V.            PRINSIP PERCOBAAN                       :
a.       Buret
Berat dari volume aqua DM yang dikeluarkan oleh buret diukur, dan kemudian dibandingkan dengan berat jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut dilakukan. Pengerjaan pada skala interval 5 sampai 25, sehingga dapat ditemtukan nilai ketepatannya.
b.      Pipet Seukuran
Berat dari volume aqua DM yang dikeluarkan oleh pipet seukuran diukur, kemudian dibandingkan dengan berat jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut dilakukan sehingga dapat ditentukan nilai ketepatannya.
c.       Labu Ukur
Berat dari volum aqua Dm dari labu ukur yang telah diketahui beratnya diukur. Kemudian dibandingkan dengan berat jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut dilakukan, sehingga dapat ditentukan nilai ketepatannya.






  VI.            DASAR TEORI                                   :
PENDAHULUAN
Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya. Dalam pengertian ini alat standar yang digunakan  juga harus terkalibrasi dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi. Dengan demikian maka besarnya koreksi pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar nasional atau standar internasional dengan suatu mata rantai kegiatan kalibrasi yang tidak terputus.
Alat ukur yang telah dikalibrasi tidak akan secara terus menerus berlaku masa kalibrasinya, karena peralatan tersebut selama masa penggunaanya pasti mengalami perubahan spesifikasi akibat pengaruh frekuensi pemakaian, lingkungan penyim-panan, cara pemakaian, dan sebagainya. Untuk itulah selama berlakunya masa kalibrasi alat bersangkutan perlu dipelihara ketelusurannya dengan cara perawatan dan cek antara secara periodik.
Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini diperbesar lagi dengan adanya pengaruh lingkungan, operator, serta metode pengukuran. Padahal dalam menghasilkan hasil pengukuran tersebut sangat diharapkan bahwa setiap alat ukur yang digunakan dimanapun memberikan hasil ukur yang sama dalam kaitannya dengan keperluan keamanan, kesehatan, transaksi, dan keselamatan.
Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara ketelusuran tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi tertentu.
Dalam penerapan standar ISO/IEC 17025 : 2005, kiranya upaya-upaya untuk menyamakan persepsi bagi semua pihak terkait perlu dilaksanakan. Ketelusuran pengukuran tidak hanya sekedar menjadi persyaratan administratif, melainkan telah menjadi kebutuhan teknis yang mendasar terutama dengan diwajibkannya mencantumkan estimasi ketidakpastian dalam hasil uji.
Tujuan Kalibrasi
·         Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.
·         Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrument ukur.
·         Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
Manfaat Kalibrasi
·         Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
·         Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
·         Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Hasil Kalibrasi antara lain:
·         Nilai Obyek Ukur
·         Nilai Koreksi/Penyimpangan
·         Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur dan analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan serta besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran)
·         Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.
Persyaratan Kalibrasi
·         Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional
·         Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
·         Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi
·         Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan kedap getaran
·         Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
Kalibrasi diperlukan untuk:
·         Perangkat baru
·         Suatu perangkat setiap waktu tertentu
·         Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
·         Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
·         Ketika hasil pengamatan dipertanyakan
Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi nasional (National metrology institute). Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi (Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar pengukuran tertinggi (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Puslit KIM LIPI juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan.

METODE PERHITUNGAN 1
            Untuk mendapatkan hasil pengukuran massa yang akurat, efek buoyancy (daya apung benda akibar aliran udara) harus di koreksi terlebih dahulu. .Udara pada keadaan standar dengan keadaan saat ditimbang itu beda. Sehingga menyebabkan sedikit perbedaan. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan buoyancy pada alat alat tersebut (tingkatan keseimbangan pada saat kedua objek itu mempunyai massa yang sama ) .Hal ini dapat diperbaiki dengan menggunakan :
            Dimana : M = massa air sebenarnya (g)
                            G = massa air yang ditimbang (g)
                            da= densitas udara (0.0012 g/cm3)
                            d  = densitas air pada suhu percobaan (g/cm3)
                            ds = densitas bobot standar (8.47 g/cm3)
            Data massa air sebenarnya (M) di konversi ke dalam bentuk volume(ml) dengan menggunakan tabel masa jenis air pada suhu kalibrasi .Termometer yang digunakan juga harus terkalibrasi agar hasil yang diperoleh akurat. Konversi dapat menggunakan rumus
Dimana : M = massa air sebenarnya (g)
                V= volume air pada suhu percobaan (ml)
                d = densitas air pada suhu percobaan (g/cm3)
Berikut adalah tabel densitas air
Suhu (­­­­­­oC)
Massa Jenis (g/cm3)
10
0.9997026
11
0.9996084
12
0.9995004
13
0.9993801
14
0.9992474
15
0.9991026
16
0.9989460
17
0.9987779
18
0.9985986
19
0.9984082
20
0.9982071
21
0.9979955
22
0.9977735
23
0.9975415
24
0.9972995
25
0.9970479
26
0.9967867
27
0.9965162
28
0.9962365
29
0.9959478
30
0.9956502

            Setelah mendapatkan volume air pada suhu percobaan(Vo) ,kemudian volume tersebut dikoreksi pada suhu baku alat atau batas suhu yang tertera pada alat tersebut.
Koreksi ini dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien ekspansi termal air atau juga koefisien muai gelas ,dengan rumus :
Diman : Vt = Volume pada suhu 20oC (suhu yg tertera pada alat)
  V= volume air pada suhu percobaan (ml)
   λ  = koefisien muai gelas (0.000025ml/oC)
   T = Suhu percobaan (oC)
   To= Suhu baku alat (oC)
Koefisien muai beberapa material alat volumetrik dapat dilihat dalam tabel di bawah ini yang diambil dari ASTM E-542 – 01 APPENDIX Tabel X1.3 :
Material
Koefisien muai ruang, α, /˚C
Fused silica (quartz)
0.0000016
Borosilicate glass (A)
0.000010
Borosilicate glass (B)
0.000015
Soda-lime glass
0.000025
Polypropylene plastic
0.000240
Polycarbonate plastic
0.000450
Polystyrene plastic
0.000210

Untuk mengetahui seberapa besar keselahan dari hasil pengukuran maka dapat dihitung persen kesalahan .Dimana persen kesalahan itu adalahan kesalahan mutlak terhadap nilai yang sebenarnya dikalikan 100% , dan kesalahan mutlak itu sendiri adalah selisih hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya, oleh karena itu diperoleh rumus persen kesalahan yaitu :
Dimana : Vt = Volume pada suhu 20oC (suhu yg tertera pada alat)
    Vo = volume air yang sebenarnya (ml)
Dalam suatu pengukuran yang terpenting adalah sampai sejauh mana kesalahan tersebut masih dapat diterima .Penerimaan suatu kesalahan yang muncul dalam suatu pengukuran sering diistilahkan dengan toleransi .Secara matematika, toleransi dalam pengukuran adalah selisih hasil pengukuran terbesar yang dapat diterima dengan hasil pengukuran terkecil yang dapat diterima. Maka diperoleh rumus :
Dimana : Vt = Volume pada suhu 20oC (suhu yg tertera pada alat)
    V = volume air sebenarnya (ml)
Menurut ASTM E694 – Standard Practice for Calibration of Laboratory Volumetric Apparatus. Berikut adalah tabel data toleransi pada setiap alat pada suhu 20oC
1.      Buret
Kapasitas (ml)
Toleransi (ml)
5
0.01
10
0.02
25
0.03
50
0.05
100
0.20
2.      Pipet Seukuran
Kapasitas (ml)
Toleransi (ml)
0.5
0.006
1
0.006
2
0.006
5
0.01
10
0.02
20
0.03
25
0.03
50
0.05
100
0.08
3.      Labu Ukur
Kapasitas (ml)
Toleransi (ml)
5
0.02
10
0.02
25
0.03
50
0.05
100
0.08
250
0.12
500
0.20
1000
0.30
2000
0.50
      Menurut ASTM E 694 ,dengan pengecualian gelas ukur toleransi untuk alat alat kelas B pada umunya 2 kali dari alat alat kelas A,
METODE PERHITUNGAN 2
Volume sebenarnya = Massa Air x Faktor Koreksi (FK)
Koreksi                      = Volume dipindahkan – Volume Sebenarnya
% Galat                      =  x 100
Faktor Koreksi
Suhu (T)
FK
24°C
1,0038
25°C
1,0040
26°C
1,0042
27°C
1,0045


VII.            ALAT DAN BAHAN                          :
A.     Alat            :
1.      Buret 25 ml
2.      Pipet seukuran 5 ml
3.      Labu ukur 25 ml
4.      Gelas kimia 100 ml
5.      Botol Timbang
6.      Statif dan klem
7.      Neraca Analitik
B.     Bahan        :
1.      Aqua DM
2.      Alkohol 95%
3.      Kertas isap

VIII.            RANGKAIAN ALAT                          :




Buret
Pipet seukuran
Labu ukur
 


           
  IX.            PROSEDUR KERJA
A.     Kalibrasi Buret
1.      Buret dicuci hingga bersih.
2.      Botol timbang yang kosong ditimbang beratnya.
3.      Buret diisi dengan aqua dm dan ditanda bataskan.
4.      10 ml aqua dm dari buret dimasukkan kedalam botol timbang.
5.      Botol timbang + aqua dm ditimbang.
6.      Hasil penimbangan dan suhu dicatat
7.      Langkah diatas diulangi 3x dengan volume 5 s/d 25 ml dengan interval 5 ml
B.     Kalibrasi Pipet Seukuran
1.      Pipet seukuran dicuci hingga bersih.
2.      Botol timbang yang kosong ditimbang beratnya.
3.      Aqua dm dipipet dengan pipet seukuran yang akan di kalibrasi.
4.      Aqua dm dari pipet seukuran dimasukkan ke dalam botol timbang.
5.      Botol timbang dan aqua dm ditimbang.
6.      Hasil penimbangan dan suhu dicatat.
7.      Langkah diatas diulangi 3x.
C.     Kalibrasi Labu Ukur
1.      Labu ukur dicuci hingga bersih. Labu ukur kosong tersebut ditimbang.
2.      Labu ukur yg sudah diketahui beratnya diisi dengan aqua dm dan ditanda bataskan.
3.      Labu ukur + aqua dm ditimbang. Hasil penimbangan dicatat.
4.      Langkah diatas diulangi 3x.

     X.            DIAGRAM ALIR                                :
A.     Buret 25 ml
B.     Pipet Seukuran 5 ml






C.     Labu Ukur 25 ml


























  XI.            DATA PENGAMATAN                                  :
MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN 1
A.     Buret 25 ml
Tabel Pengamatan Kalibrasi Buret 25 ml ke-1
Pengamatan ke
5 ml
0 ml – 5 ml
10 ml
5 ml – 10 ml
15 ml
10 ml – 15 ml
20 ml
10 ml – 15 ml
25 ml
10 ml – 15 ml
Vawal
0 ml
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
Vakhir
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
25 ml
Vyang dipindahkan
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
M alat + M­air
23,6252 g
28,6117 g
33,6027 g
38,5028 g
43,4420 g
M alat
18,6860 g
23,6152 g
28,6117 g
33,6027 g
38,5028 g
M air
4,9392 g
4,9865 g
4,9910 g
4,9001 g
4,9392 g
Suhu
27oC
27oC
27oC
27oC
27oC
Densitas air
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
M(massa air sebenarnya)
4,9444 g
4,9918 g
4,9963 g
4,9053 g
4,9444 g
Vo(V pada suhu percobaan)
4,9617 ml
5.0093 ml
5,0138 ml
4,9442 ml
4,9617 ml
Vt(V pada suhu baku alat)
4,9626 ml
5.0102 ml
5,0147 ml
4,9233 ml
4,9626 ml
% Kesalahan
0,748%
0.204 %
0,294 %
1,534 %
0,748%
Toleransi
0,0374 ml
0,0102 ml
0,0147 ml
0,0767 ml
0,0374 ml
Toleransi Rata – rata
0,03528 ml


a.       Perhitungan pada volume 0 ml-5 ml




b.      Perhitungan pada volume 5 ml-10 ml



c.       Perhitungan pada volume 10-15 ml





d.      Perhitungan pada volume 15 ml-20 ml



e.       Perhitungan pada volume 20-25 ml





Tabel Pengamatan Kalibrasi Buret 25 ml ke-2
Pengamatan ke
5 ml
0 ml – 5 ml
10 ml
5 ml – 10 ml
15 ml
10 ml – 15 ml
20 ml
10 ml – 15 ml
25 ml
10 ml – 15 ml
Vawal
0 ml
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
Vakhir
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
25 ml
Vyang dipindahkan
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
M alat + M­air
23,6764 g
28,6540 g
33,6580 g
38,6102 g
43,5687 g
M alat
18,6857 g
23,6764 g
28,6540 g
33,6580 g
38,6102 g
M air
4,9907 g
4,9776 g
5,0040 g
4,9522 g
4,9585 g
Suhu
27oC
27oC
27oC
27oC
27oC
Densitas air
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
M(massa air sebenarnya)
4,9960 g
4,9829 g
5,0093 g
4,9575 g
4,9638 g
Vo(V pada suhu percobaan)
5,0135 ml
5.0003 ml
5,0268 ml
4,9748 ml
4,9811 ml
Vt(V pada suhu baku alat)
5,0144 ml
5.0012 ml
5,0277 ml
4,9757 ml
4,9820 ml
% Kesalahan
0,288%
0,024 %
0,554 %
0,487 %
0,361%
Toleransi
0,0144
0,0012
0,0277
0,0243
0,0180
Toleransi Rata-Rata
0,01712 ml
Tabel Pengamatan Kalibrasi Buret 25 ml ke-3
Pengamatan ke
5 ml
0 ml – 5 ml
10 ml
5 ml – 10 ml
15 ml
10 ml – 15 ml
20 ml
10 ml – 15 ml
25 ml
10 ml – 15 ml
Vawal
0 ml
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
Vakhir
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
25 ml
Vyang dipindahkan
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
M alat + M­air
23,6770 g
28,6735 g
33,6508 g
38,6391 g
43,6083 g
M alat
18,6859 g
23,6770 g
28,6735 g
33,6508 g
38,6391 g
M air
4,9911 g
4,9965 g
4,9773 g
4,9883 g
4,9585 g
Suhu
27oC
27oC
27oC
27oC
27oC
Densitas air
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
M(massa air sebenarnya)
4,9963 g
5,0018 g
4,9826 g
4,9936 g
4,9744 g
Vo(V pada suhu percobaan)
5,0138 ml
5,0193 ml
5,0000 ml
5,0110 ml
4,9918 ml
Vt(V pada suhu baku alat)
5,0147 ml
5,0202 ml
5,0009 ml
5,0119 ml
4,9927 ml
% Kesalahan
0,294 %
0.404 %
0,0175 %
0,023 %
0,145%
Toleransi
0,0147
0,0202
0,0009
0,0119
0,0081
Toleransi Rata-Rata
0,01116 ml

B.     Pipet Seukuran 5 ml
a.       Tabel Pengamatan Kalibrasi Pipet Seukuran 5 ml
Pengamatan ke
1
2
3
Vyang dipindahkan
5 ml
5 ml
5 ml
M alat + M­air
22,3896 g
22,4240 g
22,4225 g
M alat
17,4340 g
17,4335 g
17,4322 g
M air
4,9556 g
4,9905 g
4,9903 g
Suhu
27 ­oC
27 oC
27 oC
Densitas air
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
M(massa air sebenarnya)
4,9609 g
4,9958 g
4,9956 g
Vo(V pada suhu percobaan)
4,9782 ml
5,0133 ml
5,0131 ml
Vt(V pada suhu baku alat)
4,9791 ml
5,0142 ml
5,0140 ml
% Kesalahan
0,418 %
0,284 %
0,280 %
Toleransi
0,0209 ml
0,0142 ml
0,0140 ml
Toleransi Rata-Rata
0,0164 ml
b.      Perhitungan Data Ke-1


Perhitungan Data ke-2

Perhitungan Data ke-3
C.     Labu Ukur 25 ml
c.       Tabel Pengamatan Kalibrasi Labu Ukur 25 ml
Pengamatan ke
1
2
3
Vyang dipindahkan
25 ml
25 ml
25 ml
M alat + M­air
48,6547 g
48,6532 g
48,6535 g
M alat
23,7425 g
23,7426 g
23,7425 g
M air
24,9122 g
24,9106 g
24,9110 g
Suhu
27 ­oC
27 oC
27 oC
Densitas air
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
0.9965162 g/ml
M(massa air sebenarnya)
24,9386 g
24,9370 g
24,9137 g
Vo(V pada suhu percobaan)
25,0258 ml
25,0242 ml
25,0008 ml
Vt(V pada suhu baku alat)
25,0302 ml
25,0286 ml
25,0052 ml
% Kesalahan
0,12 %
0,114 %
0,116 %
Toleransi
0,0302 ml
0,0286 ml
0,0290 ml
Toleransi Rata-Rata
0,0293 ml
d.      Perhitungan Data Ke-1
|



Perhitungan Data Ke-2

Perhitungan Data Ke-3








            MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN 2
A.     Buret 25 ml
Tabel Pengamatan Kalibrasi Buret 25 ml ke-1
Pengamatan ke
5 ml
0 ml – 5 ml
10 ml
5 ml – 10 ml
15 ml
10 ml – 15 ml
20 ml
10 ml – 15 ml
25 ml
10 ml – 15 ml
Vawal
0 ml
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
Vakhir
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
25 ml
Vyang dipindahkan
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
M alat + M­air
23,6252 g
28,6117 g
33,6027 g
38,5028 g
43,4420 g
M alat
18,6860 g
23,6152 g
28,6117 g
33,6027 g
38,5028 g
M air
4,9392 g
4,9865 g
4,9910 g
4,9001 g
4,9392 g
Suhu
27oC
27oC
27oC
27oC
27oC
Faktor Koreksi
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
VNyata
4,9614ml
5,0089ml
5,0135ml
4,9222ml
4,9614ml
Koreksi
0,0386ml
0,0089ml
0,0135ml
0,0778ml
0,0386ml
% Galat
0,78%
0,18%
0,27%
1,58%
0,78%
Koreksi Rata-rata
0,03548 ml


Tabel Pengamatan Kalibrasi Buret 25 ml ke-2
Pengamatan ke
5 ml
0 ml – 5 ml
10 ml
5 ml – 10 ml
15 ml
10 ml – 15 ml
20 ml
10 ml – 15 ml
25 ml
10 ml – 15 ml
Vawal
0 ml
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
Vakhir
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
25 ml
Vyang dipindahkan
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
M alat + M­air
23,6764 g
28,6540 g
33,6580 g
38,6102 g
43,5687 g
M alat
18,6857 g
23,6764 g
28,6540 g
33,6580 g
38,6102 g
M air
4,9907 g
4,9776 g
5,0040 g
4,9522 g
4,9585 g
Suhu
27oC
27oC
27oC
27oC
27oC
Faktor Koreksi
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
VNyata
5,0132ml
5,0000ml
5,0266 ml
4,9745 ml
4,9868 ml
Koreksi
0,0132ml
0 ml
0,0266
0,0255 ml
0,0192ml
% Galat
0,26%
0 %
0,53%
0,51%
0,39%
Koreksi Rata-rata
0,0169 ml
Tabel Pengamatan Kalibrasi Buret 25 ml ke-3
Pengamatan ke
5 ml
0 ml – 5 ml
10 ml
5 ml – 10 ml
15 ml
10 ml – 15 ml
20 ml
10 ml – 15 ml
25 ml
10 ml – 15 ml
Vawal
0 ml
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
Vakhir
5 ml
10 ml
15 ml
20 ml
25 ml
Vyang dipindahkan
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
M alat + M­air
23,6770 g
28,6735 g
33,6508 g
38,6391 g
43,6083 g
M alat
18,6859 g
23,6770 g
28,6735 g
33,6508 g
38,6391 g
M air
4,9911 g
4,9965 g
4,9773 g
4,9883 g
4,9585 g
Suhu
27oC
27oC
27oC
27oC
27oC
Faktor Koreksi
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
VNyata
5,0136ml
5,0190ml
4,9997ml
5,0107ml
4,9916ml
Koreksi
0,0136ml
0,0190ml
0,0003ml
0,0107ml
0,0084ml
% Galat
0,27%
0,38%
0,01%
0,21%
0,17%
Koreksi Rata-rata
0,0104 ml

B.     Pipet Seukuran 5 ml
Tabel Pengamatan Kalibrasi Pipet Seukuran 5 ml
Pengamatan ke
1
2
3
Vyang dipindahkan
5 ml
5 ml
5 ml
M alat + M­air
22,3896 g
22,4240 g
22,4225 g
M alat
17,4340 g
17,4335 g
17,4322 g
M air
4,9556 g
4,9905 g
4,9903 g
Suhu
27 ­oC
27 oC
27 oC
Faktor Koreksi
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
VNyata
4,9779 ml
5,0129 ml
5,0128 ml
Koreksi
0,0221 ml
0,0129 ml
0,0128 ml
% Kesalahan
0,44 %
0,26 %
0,26 %
Koreksi Rata-rata
0,0159 ml

C.     Labu Ukur 25 ml
Tabel Pengamatan Kalibrasi Labu Ukur 25 ml
Pengamatan ke
1
2
3
Vyang dipindahkan
25 ml
25 ml
25 ml
M alat + M­air
48,6547 g
48,6532 g
48,6535 g
M alat
23,7425 g
23,7426 g
23,7425 g
M air
24,9122 g
24,9106 g
24,9110 g
Suhu
27 ­oC
27 oC
27 oC
Faktor Koreksi
1,0045ml /g
1,0045ml /g
1,0045ml /g
VNyata
25,0243 ml
25,0227 ml
24,9993 ml
Koreksi
0,0243 ml
0,0227 ml
0,0007 ml
% Kesalahan
0,097 %
0,0,0907 %
0,0028 %
Koreksi Rata-rata
0,0159 ml







XII.            PEMBAHASAN                                  :

1.      Alat yang akan dikalibrasi haruslah benar benar bersih dan kering . Supaya hasil yang di dapatkan akurat ,cermat ,dan teliti
2.      Pengukuran yang dilakualan yaitu pengukuran berulang ,dimana pengukuran alat dilakukan sebanyak 3 kali supaya hasil yang diperoleh lebih cermat, telti,dan akurat
3.      Untuk pengeringan alat tidak menggunakan dryer karena pada suhu tinggu alat ukur tersebet akan memuai dan alat tidak dalam kondisi semula atau standar.
4.      Untuk mempercepat proses pengeringan alat dapat menggunakan kertas isap dan alkohol ,dan cukup didiamkan di udara , karena sifat alkohol yang cepat menguap sehingga mempercepat pengeringan alat .
5.      Hasil antara metode rumus perhitungan pertama dan metode rumus perhitungan ke dua tidaklah sama melainkan memiliki selisih yang tidak terlalu jauh ,yaitu berkisar antara kurang lebih 0,01 ml
6.      Menurutr asumsi saya , metode rumus perhitungan pertama lebih teliti ,cermat, dan akurat .Dikarenakan pada metode rumus perhitungan pertama lebih memerhatikan faktor lingkungan.
7.      Dalam perhitungan metode 1 ,dimana menggunakan λ  = koefisien muai gelas (0.000025ml/oC) ,karena spesifikasi alat yang akan dikalibrasi berpengaruh sebagai salah satu pengkoreksi .
8.      Alat-alat yang digunakan di laboratorium SMK Negeri 13 Bandung adalah alat alat kelas C .Tabel toleransi di atas adalah tabel toleransi untuk kelas A. Menurut ASTM E 694 ,dengan pengecualian gelas ukur toleransi untuk alat alat kelas B pada umunya 2 kali dari alat alat kelas A, sedangkan kelas C 2 kali dari alat alat kelas B .Oleh karena itu Toleransi untuk alat alat kelas menjadi C lebih besar .
9.      Kesalahan dalam pengukuran mungkin dapat disebabkan oleh :
a.       Kesalahan kasar ,diakibatkan oleh kurangnya hati-hati(gegabah) ,contohnya salah membaca, salah mencatat ,dan salah dengar . Kesalahan ini apat diatasi dengan pengukuran yang berulang dan pengukuran dilakukan oleh 2 orang atau lebih sesuai tugas.
b.      Kesalahan sistematik, diakibatka oleh alatnya itu sendiri ,contohnya kesalahan pada skala alat , kesalahan ini dapat diatasi dengan merata rata kan hasil.
c.       Kesalan random/tak terduga ,diakibatkan oleh hal hal yang tak terduga contohnya kondisi pengamat
10.  Dari hasil perhitungan, buret yang dikalibrasi masih layak untuk digunakan dengan nilai toleransi untuk buret 25 ml adalah 0,03 ml ,dan hasil menurut metode 1 adalah 0,02117 ml dan metode 2 adalah 0,02092 ml
11.  Dari hasil perhitungan, pipet seukuran yang dikalibrasi masih layak untuk digunakan dengan nilai toleransi untuk pipet seukuran 5 ml adalah 0,01 ml untuk alat alat kelas A dan untuk alat alat kelas C lebih besar ,dan hasil menurut metode 1 adalah 0,02117 ml dan metode 2 adalah 0,02092 ml
12.  Dari hasil perhitungan, labu ukur yang dikalibrasi masih layak untuk digunakan dengan nilai toleransi untuk labu ukur 25 ml adalah 0,03 ml ,dan hasil menurut metode 1 adalah 0,0293 ml dan metode 2 adalah 0,0159 ml
13.  Labu ukur adalah alat yang harus dikalibrasi meskipun tidak termasuk alat ukur ,karena digunakan dalam perhitungan .

XIII.            KESIMPULAN                                    :

1.      Toleransi rata-rata buret menurut metode perhitungan pertama adalah 0,02117 ml
2.      Toleransi rata-rata buret menurut metode perhitungan kedua adalah 0,02092 ml
3.      Toleransi rata-rata pipet seukuran menurut perhitungan pertama adalah 0,0164 ml
4.      Toleransi rata-rata pipet seukuran menurut perhitungan kedua adalah 0,0159 ml
5.      Toleransi rata-rata labu ukur menurut perhitungan pertama adalah 0,0293 ml
6.      Toleransi rata-rata labu ukur menurut perhitungan kedua adalah 0,0159 ml

XIV.            DAFTAR PUSTAKA                           :
____________.2013.”Calibration of Volumetric Glassware” from http://infohost.nmt.edu/~jaltig/VolumetricWare.pdf                                     diakses pada minggu,17 Agustus 2014
Yuli Hana . 2013 .”Aroksimasi Kesalahan” from http://matematika13hana.wordpress.com/2013/01/16/aproksimasi-kesalahan/   diakses pada minggu,17 Agustus 2014
_____________.2014.”Tugas Fisikokimia Bab Kalibrasi” from http://oniczakia.wordpress.com/2014/03/09/tugas-fisikokimia-bab-kalibrasi/
diakses pada minggu,17 Agustus 2014
_____________.2013.” Kalibrasi” from http://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi
diakses pada minggu,17 Agustus 2014
_____________.2012.” Standard Practice For Calibration of Laboratory Apparatus” from http://calibrationconsultancy.files.wordpress.com/2012/02/volumetric_glassware1.pdf
diakses pada minggu,17 Agustus 2014



4 komentar: