LAPORAN
KALIBRASI ALAT UKUR GELAS
Disusun
Untuk Memenuhu Salah Satu Tugas Praktikum Kimia Terpadu
Disusun
oleh :
Ari
Sugih Subagja
9965123277
XIII
Analis Kimia 1
Kelompok
2
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 13 BANDUNG
Kompetensi keahlian : 1. Analis Kimia 2. Teknik
Komputer Jaringan
Jl . Soekarno-Hatta Km.10 Tlp/Fax (022) 7318960
Bandung 40286
BANDUNG
2014
KALIBRASI ALAT
UKUR GELAS
I.
NAMA
PEMBIMBING : Drs. Ajen Zaenal Hayat
II.
TANGGAL
PRAKTIKUM : Kamis, 14
Agustus 2014
III.
TANGGAL
LAPORAN : Rabu, 20 Agustus 2014
IV.
TUJUAN
PRAKTIKUM :
a.
Dapat
mengetahui prosedur kalibrasi alat ukur gelas berupa buret, pipet seukuran, dan
labu ukur dengan benar.
b.
Dapat
melakukan kalibrasi alat ukur gelas berupa buret, pipet seukuran, dan labu ukur
dengan benar.
c.
Dapat
mengetahui kelayakan suata alat ukur gelas.
V.
PRINSIP
PERCOBAAN :
a.
Buret
Berat
dari volume aqua DM yang dikeluarkan oleh buret diukur, dan kemudian
dibandingkan dengan berat jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut
dilakukan. Pengerjaan pada skala interval 5 sampai 25, sehingga dapat
ditemtukan nilai ketepatannya.
b.
Pipet
Seukuran
Berat
dari volume aqua DM yang dikeluarkan oleh pipet seukuran diukur, kemudian
dibandingkan dengan berat jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut
dilakukan sehingga dapat ditentukan nilai ketepatannya.
c.
Labu
Ukur
Berat
dari volum aqua Dm dari labu ukur yang telah diketahui beratnya diukur.
Kemudian dibandingkan dengan berat jenis air pada suhu pengukuran volume
tersebut dilakukan, sehingga dapat ditentukan nilai ketepatannya.
VI.
DASAR
TEORI :
PENDAHULUAN
Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian
kegiatan membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang
sesuai untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta
ketidakpastiannya. Dalam pengertian ini alat standar yang digunakan juga
harus terkalibrasi dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi. Dengan demikian maka
besarnya koreksi pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar nasional atau
standar internasional dengan suatu mata rantai kegiatan kalibrasi yang tidak
terputus.
Alat ukur yang telah dikalibrasi tidak akan secara terus menerus
berlaku masa kalibrasinya, karena peralatan tersebut selama masa penggunaanya
pasti mengalami perubahan spesifikasi akibat pengaruh frekuensi pemakaian,
lingkungan penyim-panan, cara pemakaian, dan sebagainya. Untuk itulah selama berlakunya
masa kalibrasi alat bersangkutan perlu dipelihara ketelusurannya dengan cara
perawatan dan cek antara secara periodik.
Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak
selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang
sama. Perbedaan ini diperbesar lagi dengan adanya pengaruh lingkungan,
operator, serta metode pengukuran. Padahal dalam menghasilkan hasil pengukuran
tersebut sangat diharapkan bahwa setiap alat ukur yang digunakan dimanapun
memberikan hasil ukur yang sama dalam kaitannya dengan keperluan keamanan,
kesehatan, transaksi, dan keselamatan.
Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang
sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional
atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang
digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan melakukan
kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara ketelusuran
tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi tertentu.
Dalam penerapan standar ISO/IEC 17025 : 2005, kiranya upaya-upaya
untuk menyamakan persepsi bagi semua pihak terkait perlu dilaksanakan.
Ketelusuran pengukuran tidak hanya sekedar menjadi persyaratan administratif, melainkan telah
menjadi kebutuhan teknis yang mendasar terutama dengan diwajibkannya
mencantumkan estimasi ketidakpastian dalam hasil uji.
Tujuan
Kalibrasi
·
Mencapai ketertelusuran pengukuran.
Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih
tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian
perbandingan yang tak terputus.
·
Menentukan deviasi (penyimpangan)
kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrument ukur.
·
Menjamin hasil-hsil pengukuran
sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
Manfaat
Kalibrasi
·
Menjaga kondisi instrumen ukur dan
bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
·
Untuk mendukung sistem mutu yang
diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang
dimiliki.
·
Bisa mengetahui perbedaan
(penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Hasil
Kalibrasi antara lain:
·
Nilai Obyek Ukur
·
Nilai Koreksi/Penyimpangan
·
Nilai Ketidakpastian
Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran, dievaluasi
setelah ada hasil pekerjaan yang diukur dan analisis ketidakpastian yang benar
dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam metode
perbandingan yang digunakan serta besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengukuran)
·
Sifat metrologi lain seperti faktor
kalibrasi, kurva kalibrasi.
Persyaratan
Kalibrasi
·
Standar acuan yang mampu telusur ke
standar Nasional / Internasional
·
Metoda kalibrasi yang diakui secara
Nasional / Internasional
·
Personil kalibrasi yang terlatih,
yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi
·
Ruangan / tempat kalibrasi yang
terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan kedap
getaran
·
Alat yang dikalibrasi dalam keadaan
berfungsi baik / tidak rusak
Kalibrasi
diperlukan untuk:
·
Perangkat baru
·
Suatu perangkat setiap waktu
tertentu
·
Suatu perangkat setiap waktu
penggunaan tertentu (jam operasi)
·
Ketika suatu perangkat mengalami
tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
·
Ketika hasil pengamatan
dipertanyakan
Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki
lembaga metrologi nasional (National metrology institute). Di Indonesia
terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi (Puslit KIM
LIPI) yang memiliki standar pengukuran tertinggi (dalam SI dan satuan-satuan
turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi.
Puslit KIM LIPI juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan,
seringkali, negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar
tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan.
METODE
PERHITUNGAN 1
Untuk
mendapatkan hasil pengukuran massa yang akurat, efek buoyancy (daya apung benda
akibar aliran udara) harus di koreksi terlebih dahulu. .Udara pada keadaan
standar dengan keadaan saat ditimbang itu beda. Sehingga menyebabkan sedikit
perbedaan. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan buoyancy pada alat alat
tersebut (tingkatan keseimbangan pada saat kedua objek itu mempunyai massa yang
sama ) .Hal ini dapat diperbaiki dengan menggunakan :
Dimana : M = massa air sebenarnya
(g)
G = massa air yang ditimbang (g)
da= densitas udara (0.0012 g/cm3)
d =
densitas air pada suhu percobaan (g/cm3)
ds = densitas bobot standar (8.47 g/cm3)
Data
massa air sebenarnya (M) di konversi ke dalam bentuk volume(ml) dengan
menggunakan tabel masa jenis air pada suhu kalibrasi .Termometer yang digunakan
juga harus terkalibrasi agar hasil yang diperoleh akurat. Konversi dapat
menggunakan rumus
Dimana : M = massa air sebenarnya (g)
V= volume air pada suhu percobaan (ml)
d = densitas air pada suhu percobaan (g/cm3)
Berikut
adalah tabel densitas air
Suhu
(oC)
|
Massa
Jenis (g/cm3)
|
10
|
0.9997026
|
11
|
0.9996084
|
12
|
0.9995004
|
13
|
0.9993801
|
14
|
0.9992474
|
15
|
0.9991026
|
16
|
0.9989460
|
17
|
0.9987779
|
18
|
0.9985986
|
19
|
0.9984082
|
20
|
0.9982071
|
21
|
0.9979955
|
22
|
0.9977735
|
23
|
0.9975415
|
24
|
0.9972995
|
25
|
0.9970479
|
26
|
0.9967867
|
27
|
0.9965162
|
28
|
0.9962365
|
29
|
0.9959478
|
30
|
0.9956502
|
Setelah
mendapatkan volume air pada suhu percobaan(Vo) ,kemudian volume tersebut
dikoreksi pada suhu baku alat atau batas suhu yang tertera pada alat tersebut.
Koreksi ini dapat dilakukan
dengan menggunakan koefisien ekspansi termal air atau juga koefisien muai gelas
,dengan rumus :
Diman : Vt = Volume pada suhu 20oC
(suhu yg tertera pada alat)
V= volume air pada suhu percobaan
(ml)
λ = koefisien muai gelas
(0.000025ml/oC)
T = Suhu percobaan (oC)
To= Suhu baku alat (oC)
Koefisien muai beberapa material
alat volumetrik dapat dilihat dalam tabel di bawah ini yang diambil dari ASTM
E-542 – 01 APPENDIX Tabel X1.3 :
Material
|
Koefisien
muai ruang, α, /˚C
|
Fused silica (quartz)
|
0.0000016
|
Borosilicate
glass (A)
|
0.000010
|
Borosilicate
glass (B)
|
0.000015
|
Soda-lime
glass
|
0.000025
|
Polypropylene
plastic
|
0.000240
|
Polycarbonate
plastic
|
0.000450
|
Polystyrene
plastic
|
0.000210
|
Untuk
mengetahui seberapa besar keselahan dari hasil pengukuran maka dapat dihitung
persen kesalahan .Dimana persen kesalahan itu adalahan kesalahan mutlak
terhadap nilai yang sebenarnya dikalikan 100% , dan kesalahan mutlak itu
sendiri adalah selisih hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya, oleh karena
itu diperoleh rumus persen kesalahan yaitu :
Dimana : Vt = Volume pada suhu 20oC
(suhu yg tertera pada alat)
Vo = volume
air yang sebenarnya (ml)
Dalam
suatu pengukuran yang terpenting adalah sampai sejauh mana kesalahan tersebut
masih dapat diterima .Penerimaan suatu kesalahan yang muncul dalam suatu
pengukuran sering diistilahkan dengan toleransi .Secara matematika, toleransi
dalam pengukuran adalah selisih hasil pengukuran terbesar yang dapat diterima
dengan hasil pengukuran terkecil yang dapat diterima. Maka diperoleh rumus :
Dimana : Vt = Volume pada suhu 20oC
(suhu yg tertera pada alat)
V = volume
air sebenarnya (ml)
Menurut
ASTM E694 – Standard Practice for
Calibration of Laboratory Volumetric Apparatus. Berikut adalah tabel data toleransi
pada setiap alat pada suhu 20oC
1.
Buret
Kapasitas
(ml)
|
Toleransi
(ml)
|
5
|
0.01
|
10
|
0.02
|
25
|
0.03
|
50
|
0.05
|
100
|
0.20
|
2.
Pipet
Seukuran
Kapasitas
(ml)
|
Toleransi
(ml)
|
0.5
|
0.006
|
1
|
0.006
|
2
|
0.006
|
5
|
0.01
|
10
|
0.02
|
20
|
0.03
|
25
|
0.03
|
50
|
0.05
|
100
|
0.08
|
3.
Labu
Ukur
Kapasitas
(ml)
|
Toleransi
(ml)
|
5
|
0.02
|
10
|
0.02
|
25
|
0.03
|
50
|
0.05
|
100
|
0.08
|
250
|
0.12
|
500
|
0.20
|
1000
|
0.30
|
2000
|
0.50
|
Menurut ASTM E 694 ,dengan pengecualian
gelas ukur toleransi untuk alat alat kelas B pada umunya 2 kali dari alat alat
kelas A,
METODE
PERHITUNGAN 2
Volume
sebenarnya = Massa Air x Faktor Koreksi (FK)
Koreksi
= Volume dipindahkan – Volume Sebenarnya
%
Galat =
x 100
Faktor
Koreksi
Suhu (T)
|
FK
|
24°C
|
1,0038
|
25°C
|
1,0040
|
26°C
|
1,0042
|
27°C
|
1,0045
|
VII.
ALAT
DAN BAHAN :
A.
Alat
:
1.
Buret
25 ml
2.
Pipet
seukuran 5 ml
3.
Labu
ukur 25 ml
4.
Gelas
kimia 100 ml
5.
Botol
Timbang
6.
Statif
dan klem
7.
Neraca
Analitik
B.
Bahan
:
1.
Aqua
DM
2.
Alkohol
95%
3.
Kertas
isap
VIII.
RANGKAIAN
ALAT :
Buret
|
Pipet seukuran
|
Labu ukur
|
IX.
PROSEDUR
KERJA
A.
Kalibrasi
Buret
1.
Buret
dicuci hingga bersih.
2.
Botol
timbang yang kosong ditimbang beratnya.
3.
Buret
diisi dengan aqua dm dan ditanda bataskan.
4.
10
ml aqua dm dari buret dimasukkan kedalam botol timbang.
5.
Botol
timbang + aqua dm ditimbang.
6.
Hasil
penimbangan dan suhu dicatat
7.
Langkah
diatas diulangi 3x dengan volume 5 s/d 25 ml dengan interval 5 ml
B.
Kalibrasi
Pipet Seukuran
1.
Pipet
seukuran dicuci hingga bersih.
2.
Botol
timbang yang kosong ditimbang beratnya.
3.
Aqua
dm dipipet dengan pipet seukuran yang akan di kalibrasi.
4.
Aqua
dm dari pipet seukuran dimasukkan ke dalam botol timbang.
5.
Botol
timbang dan aqua dm ditimbang.
6.
Hasil
penimbangan dan suhu dicatat.
7.
Langkah
diatas diulangi 3x.
C.
Kalibrasi
Labu Ukur
1.
Labu
ukur dicuci hingga bersih. Labu ukur kosong tersebut ditimbang.
2.
Labu
ukur yg sudah diketahui beratnya diisi dengan aqua dm dan ditanda bataskan.
3.
Labu
ukur + aqua dm ditimbang. Hasil penimbangan dicatat.
4.
Langkah
diatas diulangi 3x.
X.
DIAGRAM
ALIR :
A.
Buret
25 ml
B.
Pipet
Seukuran 5 ml
C.
Labu
Ukur 25 ml
XI.
DATA
PENGAMATAN :
MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN 1
A.
Buret
25 ml
Tabel Pengamatan
Kalibrasi Buret 25 ml ke-1
Pengamatan
ke
|
5
ml
0
ml – 5 ml
|
10
ml
5
ml – 10 ml
|
15
ml
10
ml – 15 ml
|
20
ml
10
ml – 15 ml
|
25
ml
10
ml – 15 ml
|
Vawal
|
0
ml
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
Vakhir
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
25
ml
|
Vyang
dipindahkan
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
M
alat + Mair
|
23,6252
g
|
28,6117
g
|
33,6027
g
|
38,5028
g
|
43,4420
g
|
M
alat
|
18,6860
g
|
23,6152
g
|
28,6117
g
|
33,6027
g
|
38,5028
g
|
M
air
|
4,9392
g
|
4,9865
g
|
4,9910
g
|
4,9001
g
|
4,9392
g
|
Suhu
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
Densitas
air
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
M(massa
air sebenarnya)
|
4,9444
g
|
4,9918
g
|
4,9963
g
|
4,9053
g
|
4,9444
g
|
Vo(V
pada suhu percobaan)
|
4,9617
ml
|
5.0093
ml
|
5,0138
ml
|
4,9442
ml
|
4,9617
ml
|
Vt(V
pada suhu baku alat)
|
4,9626
ml
|
5.0102
ml
|
5,0147
ml
|
4,9233
ml
|
4,9626
ml
|
%
Kesalahan
|
0,748%
|
0.204
%
|
0,294
%
|
1,534
%
|
0,748%
|
Toleransi
|
0,0374
ml
|
0,0102
ml
|
0,0147
ml
|
0,0767
ml
|
0,0374
ml
|
Toleransi
Rata – rata
|
0,03528 ml
|
a.
Perhitungan
pada volume 0 ml-5 ml
b.
Perhitungan
pada volume 5 ml-10 ml
c.
Perhitungan
pada volume 10-15 ml
d.
Perhitungan
pada volume 15 ml-20 ml
e.
Perhitungan
pada volume 20-25 ml
Tabel Pengamatan
Kalibrasi Buret 25 ml ke-2
Pengamatan
ke
|
5
ml
0
ml – 5 ml
|
10
ml
5
ml – 10 ml
|
15
ml
10
ml – 15 ml
|
20
ml
10
ml – 15 ml
|
25
ml
10
ml – 15 ml
|
Vawal
|
0
ml
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
Vakhir
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
25
ml
|
Vyang
dipindahkan
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
M
alat + Mair
|
23,6764
g
|
28,6540
g
|
33,6580
g
|
38,6102
g
|
43,5687
g
|
M
alat
|
18,6857
g
|
23,6764
g
|
28,6540
g
|
33,6580
g
|
38,6102
g
|
M
air
|
4,9907
g
|
4,9776
g
|
5,0040
g
|
4,9522
g
|
4,9585
g
|
Suhu
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
Densitas
air
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
M(massa
air sebenarnya)
|
4,9960
g
|
4,9829
g
|
5,0093
g
|
4,9575
g
|
4,9638
g
|
Vo(V
pada suhu percobaan)
|
5,0135
ml
|
5.0003
ml
|
5,0268
ml
|
4,9748
ml
|
4,9811
ml
|
Vt(V
pada suhu baku alat)
|
5,0144
ml
|
5.0012
ml
|
5,0277
ml
|
4,9757
ml
|
4,9820
ml
|
%
Kesalahan
|
0,288%
|
0,024
%
|
0,554
%
|
0,487
%
|
0,361%
|
Toleransi
|
0,0144
|
0,0012
|
0,0277
|
0,0243
|
0,0180
|
Toleransi
Rata-Rata
|
0,01712 ml
|
Tabel
Pengamatan Kalibrasi Buret 25 ml ke-3
Pengamatan
ke
|
5
ml
0
ml – 5 ml
|
10
ml
5
ml – 10 ml
|
15
ml
10
ml – 15 ml
|
20
ml
10
ml – 15 ml
|
25
ml
10
ml – 15 ml
|
Vawal
|
0
ml
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
Vakhir
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
25
ml
|
Vyang
dipindahkan
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
M
alat + Mair
|
23,6770
g
|
28,6735
g
|
33,6508
g
|
38,6391
g
|
43,6083
g
|
M
alat
|
18,6859
g
|
23,6770
g
|
28,6735
g
|
33,6508
g
|
38,6391
g
|
M
air
|
4,9911
g
|
4,9965
g
|
4,9773
g
|
4,9883
g
|
4,9585
g
|
Suhu
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
Densitas
air
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
M(massa
air sebenarnya)
|
4,9963
g
|
5,0018
g
|
4,9826
g
|
4,9936
g
|
4,9744
g
|
Vo(V
pada suhu percobaan)
|
5,0138
ml
|
5,0193
ml
|
5,0000
ml
|
5,0110
ml
|
4,9918
ml
|
Vt(V
pada suhu baku alat)
|
5,0147
ml
|
5,0202
ml
|
5,0009
ml
|
5,0119
ml
|
4,9927
ml
|
%
Kesalahan
|
0,294
%
|
0.404
%
|
0,0175
%
|
0,023
%
|
0,145%
|
Toleransi
|
0,0147
|
0,0202
|
0,0009
|
0,0119
|
0,0081
|
Toleransi
Rata-Rata
|
0,01116 ml
|
B.
Pipet
Seukuran 5 ml
a.
Tabel
Pengamatan Kalibrasi Pipet Seukuran 5 ml
Pengamatan
ke
|
1
|
2
|
3
|
Vyang
dipindahkan
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
M
alat + Mair
|
22,3896
g
|
22,4240
g
|
22,4225
g
|
M
alat
|
17,4340
g
|
17,4335
g
|
17,4322
g
|
M
air
|
4,9556
g
|
4,9905
g
|
4,9903
g
|
Suhu
|
27
oC
|
27
oC
|
27
oC
|
Densitas
air
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
M(massa
air sebenarnya)
|
4,9609
g
|
4,9958
g
|
4,9956
g
|
Vo(V
pada suhu percobaan)
|
4,9782
ml
|
5,0133
ml
|
5,0131
ml
|
Vt(V
pada suhu baku alat)
|
4,9791
ml
|
5,0142
ml
|
5,0140
ml
|
%
Kesalahan
|
0,418
%
|
0,284
%
|
0,280
%
|
Toleransi
|
0,0209
ml
|
0,0142
ml
|
0,0140
ml
|
Toleransi
Rata-Rata
|
0,0164 ml
|
b.
Perhitungan
Data Ke-1
Perhitungan Data ke-2
Perhitungan Data ke-3
C.
Labu
Ukur 25 ml
c.
Tabel
Pengamatan Kalibrasi Labu Ukur 25 ml
Pengamatan
ke
|
1
|
2
|
3
|
Vyang
dipindahkan
|
25
ml
|
25
ml
|
25
ml
|
M
alat + Mair
|
48,6547
g
|
48,6532
g
|
48,6535
g
|
M
alat
|
23,7425
g
|
23,7426
g
|
23,7425
g
|
M
air
|
24,9122
g
|
24,9106
g
|
24,9110
g
|
Suhu
|
27
oC
|
27
oC
|
27
oC
|
Densitas
air
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
0.9965162
g/ml
|
M(massa
air sebenarnya)
|
24,9386
g
|
24,9370
g
|
24,9137
g
|
Vo(V
pada suhu percobaan)
|
25,0258
ml
|
25,0242
ml
|
25,0008
ml
|
Vt(V
pada suhu baku alat)
|
25,0302
ml
|
25,0286
ml
|
25,0052
ml
|
%
Kesalahan
|
0,12
%
|
0,114
%
|
0,116
%
|
Toleransi
|
0,0302
ml
|
0,0286
ml
|
0,0290
ml
|
Toleransi
Rata-Rata
|
0,0293 ml
|
d.
Perhitungan
Data Ke-1
Perhitungan Data Ke-2
Perhitungan Data Ke-3
MENGGUNAKAN
METODE PERHITUNGAN 2
A.
Buret
25 ml
Tabel Pengamatan
Kalibrasi Buret 25 ml ke-1
Pengamatan
ke
|
5
ml
0
ml – 5 ml
|
10
ml
5
ml – 10 ml
|
15
ml
10
ml – 15 ml
|
20
ml
10
ml – 15 ml
|
25
ml
10
ml – 15 ml
|
Vawal
|
0
ml
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
Vakhir
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
25
ml
|
Vyang
dipindahkan
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
M
alat + Mair
|
23,6252
g
|
28,6117
g
|
33,6027
g
|
38,5028
g
|
43,4420
g
|
M
alat
|
18,6860
g
|
23,6152
g
|
28,6117
g
|
33,6027
g
|
38,5028
g
|
M
air
|
4,9392
g
|
4,9865
g
|
4,9910
g
|
4,9001
g
|
4,9392
g
|
Suhu
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
Faktor
Koreksi
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
VNyata
|
4,9614ml
|
5,0089ml
|
5,0135ml
|
4,9222ml
|
4,9614ml
|
Koreksi
|
0,0386ml
|
0,0089ml
|
0,0135ml
|
0,0778ml
|
0,0386ml
|
%
Galat
|
0,78%
|
0,18%
|
0,27%
|
1,58%
|
0,78%
|
Koreksi
Rata-rata
|
0,03548 ml
|
Tabel Pengamatan
Kalibrasi Buret 25 ml ke-2
Pengamatan
ke
|
5
ml
0
ml – 5 ml
|
10
ml
5
ml – 10 ml
|
15
ml
10
ml – 15 ml
|
20
ml
10
ml – 15 ml
|
25
ml
10
ml – 15 ml
|
Vawal
|
0
ml
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
Vakhir
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
25
ml
|
Vyang
dipindahkan
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
M
alat + Mair
|
23,6764
g
|
28,6540
g
|
33,6580
g
|
38,6102
g
|
43,5687
g
|
M
alat
|
18,6857
g
|
23,6764
g
|
28,6540
g
|
33,6580
g
|
38,6102
g
|
M
air
|
4,9907
g
|
4,9776
g
|
5,0040
g
|
4,9522
g
|
4,9585
g
|
Suhu
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
Faktor
Koreksi
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
VNyata
|
5,0132ml
|
5,0000ml
|
5,0266
ml
|
4,9745
ml
|
4,9868
ml
|
Koreksi
|
0,0132ml
|
0 ml
|
0,0266
|
0,0255
ml
|
0,0192ml
|
%
Galat
|
0,26%
|
0 %
|
0,53%
|
0,51%
|
0,39%
|
Koreksi
Rata-rata
|
0,0169 ml
|
Tabel
Pengamatan Kalibrasi Buret 25 ml ke-3
Pengamatan
ke
|
5
ml
0
ml – 5 ml
|
10
ml
5
ml – 10 ml
|
15
ml
10
ml – 15 ml
|
20
ml
10
ml – 15 ml
|
25
ml
10
ml – 15 ml
|
Vawal
|
0
ml
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
Vakhir
|
5
ml
|
10
ml
|
15
ml
|
20
ml
|
25
ml
|
Vyang
dipindahkan
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
M
alat + Mair
|
23,6770
g
|
28,6735
g
|
33,6508
g
|
38,6391
g
|
43,6083
g
|
M
alat
|
18,6859
g
|
23,6770
g
|
28,6735
g
|
33,6508
g
|
38,6391
g
|
M
air
|
4,9911
g
|
4,9965
g
|
4,9773
g
|
4,9883
g
|
4,9585
g
|
Suhu
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
27oC
|
Faktor
Koreksi
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
VNyata
|
5,0136ml
|
5,0190ml
|
4,9997ml
|
5,0107ml
|
4,9916ml
|
Koreksi
|
0,0136ml
|
0,0190ml
|
0,0003ml
|
0,0107ml
|
0,0084ml
|
%
Galat
|
0,27%
|
0,38%
|
0,01%
|
0,21%
|
0,17%
|
Koreksi
Rata-rata
|
0,0104 ml
|
B.
Pipet
Seukuran 5 ml
Tabel Pengamatan
Kalibrasi Pipet Seukuran 5 ml
Pengamatan
ke
|
1
|
2
|
3
|
Vyang
dipindahkan
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
M
alat + Mair
|
22,3896
g
|
22,4240
g
|
22,4225
g
|
M
alat
|
17,4340
g
|
17,4335
g
|
17,4322
g
|
M
air
|
4,9556
g
|
4,9905
g
|
4,9903
g
|
Suhu
|
27
oC
|
27
oC
|
27
oC
|
Faktor
Koreksi
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
VNyata
|
4,9779
ml
|
5,0129
ml
|
5,0128
ml
|
Koreksi
|
0,0221
ml
|
0,0129
ml
|
0,0128
ml
|
%
Kesalahan
|
0,44
%
|
0,26
%
|
0,26
%
|
Koreksi
Rata-rata
|
0,0159 ml
|
C.
Labu
Ukur 25 ml
Tabel Pengamatan
Kalibrasi Labu Ukur 25 ml
Pengamatan
ke
|
1
|
2
|
3
|
Vyang
dipindahkan
|
25
ml
|
25
ml
|
25
ml
|
M
alat + Mair
|
48,6547
g
|
48,6532
g
|
48,6535
g
|
M
alat
|
23,7425
g
|
23,7426
g
|
23,7425
g
|
M
air
|
24,9122
g
|
24,9106
g
|
24,9110
g
|
Suhu
|
27
oC
|
27
oC
|
27
oC
|
Faktor
Koreksi
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
1,0045ml
/g
|
VNyata
|
25,0243
ml
|
25,0227
ml
|
24,9993
ml
|
Koreksi
|
0,0243
ml
|
0,0227
ml
|
0,0007
ml
|
%
Kesalahan
|
0,097
%
|
0,0,0907
%
|
0,0028
%
|
Koreksi
Rata-rata
|
0,0159 ml
|
XII.
PEMBAHASAN :
1.
Alat
yang akan dikalibrasi haruslah benar benar bersih dan kering . Supaya hasil
yang di dapatkan akurat ,cermat ,dan teliti
2.
Pengukuran
yang dilakualan yaitu pengukuran berulang ,dimana pengukuran alat dilakukan
sebanyak 3 kali supaya hasil yang diperoleh lebih cermat, telti,dan akurat
3.
Untuk
pengeringan alat tidak menggunakan dryer karena pada suhu tinggu alat ukur
tersebet akan memuai dan alat tidak dalam kondisi semula atau standar.
4.
Untuk
mempercepat proses pengeringan alat dapat menggunakan kertas isap dan alkohol
,dan cukup didiamkan di udara , karena sifat alkohol yang cepat menguap
sehingga mempercepat pengeringan alat .
5.
Hasil
antara metode rumus perhitungan pertama dan metode rumus perhitungan ke dua
tidaklah sama melainkan memiliki selisih yang tidak terlalu jauh ,yaitu
berkisar antara kurang lebih 0,01 ml
6.
Menurutr
asumsi saya , metode rumus perhitungan pertama lebih teliti ,cermat, dan akurat
.Dikarenakan pada metode rumus perhitungan pertama lebih memerhatikan faktor
lingkungan.
7.
Dalam
perhitungan metode 1 ,dimana menggunakan λ = koefisien muai gelas (0.000025ml/oC)
,karena spesifikasi alat yang akan dikalibrasi berpengaruh sebagai salah satu
pengkoreksi .
8.
Alat-alat
yang digunakan di laboratorium SMK Negeri 13 Bandung adalah alat alat kelas C
.Tabel toleransi di atas adalah tabel toleransi untuk kelas A. Menurut ASTM E 694 ,dengan
pengecualian gelas ukur toleransi untuk alat alat kelas B pada umunya 2 kali
dari alat alat kelas A, sedangkan kelas C 2 kali dari alat alat kelas B .Oleh
karena itu Toleransi untuk alat alat kelas menjadi C lebih besar .
9.
Kesalahan
dalam pengukuran mungkin dapat disebabkan oleh :
a.
Kesalahan
kasar ,diakibatkan oleh kurangnya hati-hati(gegabah) ,contohnya salah membaca,
salah mencatat ,dan salah dengar . Kesalahan ini apat diatasi dengan pengukuran
yang berulang dan pengukuran dilakukan oleh 2 orang atau lebih sesuai tugas.
b.
Kesalahan
sistematik, diakibatka oleh alatnya itu sendiri ,contohnya kesalahan pada skala
alat , kesalahan ini dapat diatasi dengan merata rata kan hasil.
c.
Kesalan
random/tak terduga ,diakibatkan oleh hal hal yang tak terduga contohnya kondisi
pengamat
10. Dari hasil perhitungan, buret yang dikalibrasi
masih layak untuk digunakan dengan nilai toleransi untuk buret 25 ml adalah
0,03 ml ,dan hasil menurut metode 1 adalah 0,02117 ml dan metode 2 adalah 0,02092 ml
11. Dari hasil perhitungan, pipet seukuran
yang dikalibrasi masih layak untuk digunakan dengan nilai toleransi untuk pipet
seukuran 5 ml adalah 0,01 ml untuk alat alat kelas A dan untuk alat alat kelas
C lebih besar ,dan hasil menurut metode 1 adalah 0,02117 ml dan metode 2 adalah 0,02092 ml
12. Dari hasil perhitungan, labu ukur yang
dikalibrasi masih layak untuk digunakan dengan nilai toleransi untuk labu ukur
25 ml adalah 0,03 ml ,dan hasil menurut metode 1 adalah 0,0293 ml dan metode 2 adalah
0,0159 ml
13. Labu ukur adalah alat yang harus
dikalibrasi meskipun tidak termasuk alat ukur ,karena digunakan dalam
perhitungan .
XIII.
KESIMPULAN :
1.
Toleransi
rata-rata buret menurut metode perhitungan pertama adalah 0,02117 ml
2.
Toleransi
rata-rata buret menurut metode perhitungan kedua adalah 0,02092 ml
3.
Toleransi
rata-rata pipet
seukuran menurut
perhitungan pertama adalah 0,0164
ml
4.
Toleransi rata-rata pipet seukuran menurut
perhitungan kedua adalah 0,0159 ml
5.
Toleransi rata-rata labu ukur menurut
perhitungan pertama adalah 0,0293 ml
6.
Toleransi rata-rata labu ukur menurut
perhitungan kedua adalah 0,0159 ml
XIV.
DAFTAR
PUSTAKA :
____________.2013.”Calibration
of Volumetric Glassware” from http://infohost.nmt.edu/~jaltig/VolumetricWare.pdf diakses
pada minggu,17 Agustus 2014
Yuli Hana . 2013 .”Aroksimasi Kesalahan”
from http://matematika13hana.wordpress.com/2013/01/16/aproksimasi-kesalahan/ diakses pada
minggu,17 Agustus 2014
_____________.2014.”Tugas Fisikokimia Bab Kalibrasi”
from http://oniczakia.wordpress.com/2014/03/09/tugas-fisikokimia-bab-kalibrasi/
diakses pada minggu,17 Agustus 2014
_____________.2013.” Kalibrasi” from http://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi
diakses pada minggu,17 Agustus 2014
_____________.2012.” Standard Practice For
Calibration of Laboratory Apparatus” from
http://calibrationconsultancy.files.wordpress.com/2012/02/volumetric_glassware1.pdf
diakses pada minggu,17 Agustus 2014
Nuhun kang , membantu pisan.
BalasHapusThx
BalasHapusMakasih
BalasHapusMakasih
BalasHapus